Author: Harryadi RG.
Bahaya Calistung Usia Dini menyebabkan Mental Heptic pada Balita
Mempunyai anak yang cerdas adalah dambaan setiap orang tua.
Anak yang cerdas hanya bisa didapat dengan mendidik anak dengan ilmu pengetahuan.
Untuk mendapat ilmu pengetahuan harus dengan belajar giat. Inilah pemikiran orang tua tertentu yang ingin anaknya cerdas. Pemikiran seperti tersebut adalah wajar hanya wajiblah orang tua tahu cara belajar yang benar untuk masa golden age anak sehingga cara belajar yang benar tidak membahayakan mental dan otak si anak.
Jangan sampai orang tua terjebak ingin punya anak balita bisa calistung dengan mengorbankan mental masa depan anak, jangan mencari Preschool Playgroup mewah dengan program calistung. Karena proses Golden Age adalah proses belajar dengan melihat dan mendengar sehingga anak terbiasa dan terhapalkan kosa kata dari kata kata pengajar, pengajar adalah guru, orang tua, tontonan tv youtube dsb.
Itulah sebabnya lingkungan sekitar anak wajib positip jangan ada kekerasan kata kata untuk orang sekitar.
Carilah sekolah yang memberikan kesempatan anak untuk bermain dengan cerdas, yang meningkatkan intelijen sosial, intelijen mental yang strong, intelijen kreativitas imajinatif, intelijen moral sehingga menjadi anak yang paham tata krama pergaulan sorga dan dunia, inteligen fun teamwork sehingga besarnya ga seperti orang jepang kerja kerja dan kerja akhirnya suicide.
Akibat buruk dari calistung sendiri dikatakan bp. Sudjarwo , Direktur Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Ditjen PNFI Kemendiknas:
''Penyakit itu akan merasuki anak tersebut di saat kelas 2 atau 3 Sekolah Dasar (SD). Oleh karena itu jangan bangga bagi Anda atau siapa saja yang memiliki anak usia dua atau tiga tahun sudah bisa membaca dan menulis,''
Memberikan pelajaran calistung pada anak, menurut Sudjarwo, dapat menghambat pertumbuhan kecerdasan mental. ''Jadi tidak main-main itu, ada namanya 'mental hectic', anak bisa menjadi pemberontak,'' tegas dia.
Sebaiknya sebelum memikirkan calistung anak nya yang masih usia dini pikirkan dahulu dasar mental dan inteligen si anak. Karena faktanya anak yang berusia 4 tahun bisa calistung dan anak 8 tahun baru bisa calistung tapi yang 8 tahun mentalnya sehat semangat belajar tinggi karena tidak ada paksaan, akhirnya besarnya si 8 tahun meraih ipk 3 sempurna semantara yang dipaksa ipk dibawah . Ingat masa depan anak anda. Kasihanilah anak anda. Pengalaman saya mengajar gambar juga sama, anak kelas 3 SD belum sanggup ambil kelas sketsa realis sementara anak kelas 4 SD sanggup mewarna halus realis, itu karena pertumbuhan otot halus dan koordinasi ke otak dan mata anak kelas 4 SD sudah mantap.
Bagaimana seandainya anak ingin diajarkan calistung seperti ditulis diatas anak usia dini belajar dengan mendengar dan melihat, maka secara tidak langsung belajarnya.
Bagaimana seandainya anak ingin diajarkan calistung seperti ditulis diatas anak usia dini belajar dengan mendengar dan melihat, maka secara tidak langsung belajarnya.
Contoh: Menggambar buah apel bersama sambil bercerita satu apel, terus gambar apel lagi kita bilang dua apel ditambah daun daunan. Ini sudah merupakan konsep penjumlahan dan perkalian. Saya pernah menulis hal ini di artikel lain terkait golden age anak.
Mendongeng sebelum tidur juga belajar tidak langsung, ada artikel saya juga.
Menghitung jumlah kue yang dibeli ditoko atau mall.
Mengajarkan warna warna dasar dulu kepada anak juga ada unsur perhitungan juga karena kita nanti ajarkan warna sekunder nya juga. Maka kreatiflah sebagai orang tua.
Pakar neurosains, dr Amir Zuhdi mengatakan “Kalau empat tahun ke bawah jangan. Kalau diatas boleh 5 atau 6 bolehlah. Otak anak saat usia itu belum sempurna melakukan membaca, perhitungan dan menulis. Bahayanya karena penangkapannya masih kurang, justru membuat emosi orangtua. Ini bahayanya”
Sebenarnya kemampuan yang diharapkan dimiliki anak usia TK sebenarnya adalah kemampuan berbahasa, perkembangan motorik halus, dan motorik kasar, kemampuan emosional sehingga ia tak mudah tantrum, serta kemampuan sosial seperti berbagi dan bermain dengan teman-teman seusianya.
Anak yang akan masuk sekolah tidak boleh dituntut sudah menguasai calistung [Situs resmi PAUD Kemdikbud RI].Untuk mendukung aturan ini, Dirjen Dasmen mengeluarkan Surat Edaran Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah Nomor 1839/C.C2/TU/2009 Perihal : Penyelenggaraan Pendidikan Taman Kanak-Kanak dan Penerimaan Siswa Baru Sekolah Dasar.
Ada 3 hal yang ditekankan dalam surat edaran ini, yaitu antara lain :
Pendidikan di TK tidak diperkenankan mengajarkan materi calistung secara langsung.
Pendidikan di TK tidak diperkenankan memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada anak didik dalam bentuk apapun.
Setiap sekolah dasar (SD) wajib menerima peserta didik tanpa melalui tes masuk calistung.
Demikian artikel ini ditulis sebagai ringkasan ilmu dari beberapa artikel lain.
Terimakasih untuk pembaca, juga penulis lain.
Belajar ilmu parenting wajib silahkan belajar terus disini.
Artikel terkait:
Mengoptimalkan tumbuh kembang balita anda dengan golden age tips.
Artikel terkait:
Mengoptimalkan tumbuh kembang balita anda dengan golden age tips.
Harryadi RG fast article writer.
Personal blog: www.cendanasiri.blogspot.com.
Bekerja di www.studioatistika.weebly.com
Gunakan chrome browser karena penulis menggunakan nya untuk editing.
Personal blog: www.cendanasiri.blogspot.com.
Bekerja di www.studioatistika.weebly.com
Gunakan chrome browser karena penulis menggunakan nya untuk editing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar